Focus Group Discussion Pengembangan Edu-Logistic Hub sebagai Program Unggulan Prodi Teknik Logistik FPTK UPI

Focus Group Discussion adalah forum diskusi yang mengundang professor tamu dari Jacob University, Jerman yang dilaksanakan pada 17 Februari 2023 secara daring. Kegiatan ini juga dihadiri oleh jajaran dosen dari prodi teknik logistik. Sebanyak 11 peserta menghadiri kegiatan diskusi internasional bersama tamu undangan professor dari Constructor University, Jerman. Bahasan yang dibawa adalah tentang pengembangan keunggulan program studi bidang teknik, khususnya teknik logistik. Narasumber yang diundang adalah Prof. Dr.-Ing Hendro Wicaksono, Guru Besar Teknik Industri Sekolah Ilmu Bisnis, Sosial & Keputusan Matematika & Logistik. Acara FGD ini juga dihadiri oleh tim dosen Teknik Elektro FPTK UPI, yaitu Erik Haritman dan Linda Salma.
Acara dimulai oleh sambutan resmi dari Dekan FPTK UPI, Dr. Iwa Kuntadi, M.Pd. yang kemudian dilanjutkan oleh pemaparan outline diskusi kegiatan oleh Kaprodi Teknik Logistik, Dr. Bambang Darmawan, M.M. Beliau menjelaskan bahwasanya sektor logistik di Indonesia masih menghadapi banyak tantangan. Mulai dari sisi persediaan & transportasi, pengadaan & marketing, logistik ramah lingkungan, dan operasi perilaku.

Dr. Bambang Darmawan, M.M juga menjelaskan bahwa Teknik Logistik UPI, sebagai salah satu pemeran aktif dalam pendidikan keilmuan logistik, menggambarkan tahapan yang telah dilakukan untuk merealisasikan Edu-Logistic Hub. Seragam perkembangan dan tantangan juga dipaparkan dengan harapan bahwasanya tim professor dari Constructor University mampu memberikan gambaran mengenai tren penelitian di bidang logistik dan bahan pertimbangan dalam perancangan Edu-Logistic Hub.
Professor Hendro selaku pembicara membuka diskusi dengan memaparkan situasi logistik di Jerman dan Indonesia. Ia mengatakan bahwa performa logistik di Jerman mendapati peringkat pertama karena karena berhasil membawakan sebesar 319 miliar Euro terhadap GDP di tahun 2022. Di lain sisi, Indonesia memegang peringkat 40an di dunia akibat beberapa kekurangan seperti utilitas moda transportasi ditemukan sangat rendah dan infrastruktur yang lemah membuat harga pengiriman mahal ketimbang negara tetangga lainnya.

Prof Hendro juga mengemukakan bahwa pendidikan logistik di Jerman di terspesifikasi ke dalam jurusannya sendiri. Meskipun begitu, bobot SKS pendidikan mereka jauh lebih berat dibandingkan dengan di Indonesia dengan bobot hingga 210 per jenjangnya. Tema pendidikan logistik disana juga mengedepankan aktivitas magang sebagai salah satu faktor penentu kelulusan yang dapat berlangsung selama 3 tahun. Ekosistem dual pendidikan vokasi di Jerman melibatkan 4 aktor: mahasiswa, industry, pemerintah, dan chamber. Hal tersebut dikarenakan industri bekerjasama dengan mahasiswa untuk melakukan praktik melalui magang dengan perkuliahan yang bergerak secara simultan. Logistik di Jerman juga mengalami 8 megatrends, yaitu: digitasi, pencetakan 3D, kendaraan otomatis, robotika, komunitas informasi, diversifikasi, pelayanan, dan keberlanjutan. Pemerintah Jerman pada beberapa tahun terakhir fokus mengembangkan komunitas informasi melalui Gaia X untuk sharing data sesama perusahaan logistik di Eropa dan keberlanjutan praktik logistik yang ramah lingkungan.

Beberapa sampaian terakhir dari sebagai penutup dari Prof. Dr.-Ing Hendro Wicaksono sebagai penutup kegiatan adalah saran untuk mengembangkan Logistic hub di Indonesia. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah: Stakeholders memahami urgensi hub, riset dimulai oleh kolaborasi akademisi dengan undangan kepada industry, lokakarya dan penghargaan yang diinisiasikan oleh asosiasi dan industri, pemerintah juga melakukan sayembara kepada kampus dan perusahaan (kerjasama) untuk menemukan inovasi untuk mengembangkan suatu daerah tertentu (Davin & Ihsan)

Kontak