Blockchain Disaster Management untuk Humanitarian Logistic sebagai Tindakan Penanggulangan Pascabencana Alam di Indonesia

Indonesia setelah Philippines dan India adalah satu dari tiga negara di dunia yang paling terancam gempa bumi (Kristian, R. 2018). Letak geografis Indonesia yang dilalui sabuk seismik sebagai tempat pertemuan lempeng tektonik merupakan faktor utamanya. Sepanjang tahun 2022, Badan Meteorologi klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat 10.843 kali gempa bumi terjadi di Indonesia.
Adapun tim dosen pengabdian masyarakat terdiri dari Dr. Bambang Darmawan, M.M, Hizba Muhammad Sadida, S.T., M.Eng, Aulia Zikri Rahman, S.Pd., M.Eng, Pebi Yuda Pratama, S.Si., M.A.B., Wiku Larutama, S.T., M.Eng. serta melibatkan mahasiswa dari Program Studi Teknik Logistik, yakni M Naufal Hafidh S, Muhammad Daffa A, Aldema Mikailla A dan Firdan Anugrah Jaya dengan peserta dari Masyarakat Desa Pancatengah.
Upaya untuk meminimalisir dampak bencana alam berlebih senantiasa dilakukan, baik oleh lembaga pemerintah terkait maupun oleh berbagai kalangan yang memiliki kepedulian terhadap fenomena alam tersebut. Pengembangan sistem informasi pra bencana maupun pasca bencana merupakan satu dari sekian banyak upaya meminimalisir dampak bencana alam berlebih. Namun nyatanya upaya tersebut masih kurang, mengingat masih banyaknya terjadi excessive charity seperti yang terjadi di Cianjur beberapa waktu lalu dan maraknya penipuan terkait donasi kebencanaan.
Berangkat dari kepedulian terhadap dampak pasca bencana, tim Pekan Kreatif Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC) dari Universitas Pendidikan Indonesia yang diketuai oleh M. Faherza Hasyir Rahman berinovasi membuat suatu sistem informasi yang dapat digunakan oleh masyarakat terdampak bencana maupun tidak terdampak. Hal tersebut dilakukan agar penyaluran informasi akan peristiwa bencana alam dapat dengan tepat diterima oleh pemangku kepentingan dan masyarakat luas, sehingga aksi cepat tanggap seperti pengerahan tenaga bantuan, hingga penyaluran bantuan non teknis dapat dilakukan dengan tepat guna.
Didampingi oleh Hanissa Okitasari, S.T, M.Sc., Faherza (Teknik Logistik) bersama keempat anggotaanya, yakni Sheren Aurelia Widjaja (Teknik Logistik), Tobi Anggesta (Sains Informasi Geografi), Putri Anjar Sari (Teknik Logistik), dan Zeqy Zulhaqy (Teknik Elektro) membuat suatu sistem informasi bernama Blockchain Disaster Management (BDM) untuk humanitarian logistic sebagai tindakan penanggulangan pasca bencana. Perancangan sistem informasi BDM tersebut bertujuan untuk menyediakan informasi kebencanaan secara real time. Selain itu, tim PKM-KC yang diketuai oleh Faherza tersebut juga menyediakan informasi terkait kebencanaan yang bisa diakses oleh seluruh lapisan masyarakat melalui media sosial Instagram dengan nama @bdm_pkm23 yang kini sudah memiliki 890 pengikut. Disamping itu, mereka telah menerbitkan artikel ilmiah di Journal of Logistics and Supply Chain (JLSC) Universitas Pendidikan Indonesia dan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) manual book dan Software Requirement Specification (SRS) prototipe sistem informasi berbasis website BDM.
Prototipe sistem informasi BDM dikerjakan dalam waktu lima bulan dengan output dua buah prototipe yaitu sistem design menggunakan Figma dan website dengan perancangan menggunakan bahasa pemrograman php native, sedangkan peta-peta posko pengungsian dibuat melalui aplikasi ArcGIS. Adapun pada saat ini prototipe dikembangkan dengan sample awal sesar lembang. Pada penggunaannya, sistem informasi BDM tersebut didesain untuk dua jenis akses, yakni akses untuk masyarakat umum dan akses khusus untuk pemangku kepentingan (administrator) seperti dinas sosial, rumah sakit, palang merah Indonesia (PMI), dan Badan Penanggulangan Bencana (BNPB). Sistem informasi BDM didesain secara menarik dan fungsional, seperti menampilkan informasi jenis bencana, lokasi bencana yang dilengkapi peta 2D, serta detail kebutuhan yang bersangkutan dengan peristiwa bencana alam. Program BDM telah disosialisasikan ke stakeholder terkait yaitu BPBD, PMI Jawa Barat, dan RS Hasan Sadikin Bandung(Vina Dwiyanti).

Kontak