Bukan Hanya Digitalisasi, Berikut Hal Lain yang Penting dan Wajib Dimiliki Oleh Lulusan Bidang Teknik Logistik

Program Studi Teknik Logistik FPTK UPI kembali mengadakan focus group discussion mengenai pengembangan keunggulan dari program studi bidang teknik logistik. Forum group discussion ini dilaksanakan pada 17 Maret 2023 dan berlokasikan di Hotel Hemangini, Jl. Dr. Setiabudhi No. 66 Hegarmanah Kota Bandung. Narasumber yang diundang adalah Edi Supardi, SE.,MM., MILT., CPFF., AAAIK., CISCP., CWDP., yaitu seorang praktisi industri yang kini mengajar sebagai seorang dosen di Universitas Logistik dan Bisnis Internasional, serta Lia Sukmayanti, S.T., Ketua Program Keahlian Teknik Logistik dari SMKN 1 Garut.
Acara dibuka pada jam 08.30 dengan sambutan oleh Manager Project Implementatation Unit (PIU) Universitas Pendidikan Indonesia, Prof. Dr. H. Aim Abdulkarim, M. Pd. yang kemudian dilanjutkan dengan sambutan dan pemaparan terkait Edu-Logistics Hub oleh Kaprodi Teknik Logistik, Dr. Bambang Darmawan, M.M.
Selaku pembicara pertama, Edi Supardi, SE.,MM., MILT., CPFF., AAAIK., CISCP., CWDP. membuka diskusi dengan memaparkan mengenai isu yang akan dihadapi dalam bidang logistik, yaitu digitalisasi. Digitalisasi yang dimaksud adalah dengan penerapan teknologi-teknologi mutakhir, seperti block chain, big data, artificial intelligence, augmented reality, dan lain-lain, pada bidang logistik. Namun di lain sisi, menurut beberapa praktisi logistik, isu yang dihadapi oleh negara maju dan negara berkembang pada bidang logistik akan berbeda. Selain itu, biaya dari digitalisasi yang mahal semakin memperkecil kemungkinan bahwa digitalisasi dapat diwujudkan dalam waktu dekat.
Untuk mengembangkan aktivitas logsitik, industri juga ikut serta melakukan riset, terutama pada 3rd dan 4th party logistics. Contoh riset yang dilakukan yaitu seperti kasus penggunaan EOQ pada suatu perusahaan yang seharusnya dilakukan sejak pemesanan dilakukan, bukan baru digunakan pada saat barang masuk ke dalam gudang. Industri juga mendirikan Corporate University yang didesain untuk mempelajari value added service.
Memasuki pematerian kedua, Lia Sukmayanti, S.T. memberikan pemaparan mengenai tantangan yang dihadapi oleh SMKN 1 Garut. Hadirnya SMK-SMK Teknik Logistik yang lebih dulu daripada pengajar-pengajar vokasi bidang logistik, membuat SMKN 1 Garut merasakan adanya gap tersendiri sebagai akibat dari perbedaan keahlian pengajar, sehingga proses pengajaran menjadi lebih sulit untuk dilakukan. Maka dari itu, diperlukan upgrading dan upskilling yang akan membantu bertambahnya wawasan dari guru-guru SMK Teknik Logistik yang belum linier mengenai bidang kelogistikan. Regulasi pemerintah juga turut menjadi hambatan dan penghalang sendiri terkait PPG mandiri, karena para pengajar sering terlambat dalam mendapatkan informasi mengenai PPG mandiri. Ditambah lagi, sumber daya materi pembelajaran juga masih minim.
Menuju akhir dari acara focus group discussion ini, Edi Supardi, SE.,MM., MILT., CPFF., AAAIK., CISCP., CWDP. memberikan tips dalam mengembangkan program studi Teknik Logistik FPTK UPI yang memiliki pengajar dari multidisiplin yang berbeda-beda. Menurut beliau, diperlukan sinkronisasi yang dapat dimulai dengan mengajari konsep terkait logistik, termasuk dengan mempelajari dokumen-dokumen yang berkaitan dengan aktivitas logistik. Lalu, berikanlah pemahaman mengenai konsep, rules, waktu, proses, biaya, dan SOP dari digitalisasi. Meskipun jarang diperbincangkan, namun mahasiswa juga penting untuk menguasai Microsoft Excel. Hal ini diungkapkan oleh Edi Supardi karena walaupun dengan gemerlapnya tools atau pemanfaatan perangkat lunak yang lebih advanced seperti Artificial Intelligence, tools ini masih powerful dan masih masif penggunaannya di dunia industri.
Kemudian, dalam menghadapi tantangan yang sebelumnya telah dipaparkan oleh Lia Sukmayanti, S.T., disimpulkan bahwa SMKN 1 Garut dapat berfokus pada softskill terkait teknologi untuk menjadi salah satu target yang perlu dipersiapkan pada murid-murid vokasi dalam mempersiapkan magang. Hal ini juga dapat menjadi solusi alternatif dalam menghadapi keterbatasan fasilitas

Kontak