Pada paper ini mengungkapkan bahwa meskipun keunggulan metode pembelajaran hybrid tinggi, pengembangan keterampilan yang dibutuhkan oleh industri masih kurang. Metode hibrida ditemukan kurang efektif dalam melatih keterampilan intra-pribadi dan kualitatif. Ini mengarah pada persentase yang diasah tidak seimbang antara hard skill dan soft skill. Selain itu, tingkat kesiapan siswa untuk metode hybrid saling bertentangan. Sebagian mahasiswa merasa bahwa fleksibilitas yang diberikan oleh metode hybrid dapat bermanfaat untuk berpartisipasi dalam e-learning. Namun, mahasiswa mengeluhkan bagaimana metode tersebut membuat mereka enggan mengikuti perkuliahan karena mempengaruhi tingkat motivasi belajar. Hal ini menjadi tantangan bagi lembaga penddidikan menyiapkan peserta didik untkuk dapat terus berkembang dan mengikuti perubahan teknologi yang cepat dan massif(vina)