Jurnal ISLI CAMP 2022 Tim Dosen dan Mahasiswa Teknik Logistik UPI Hari ke-2: Problem solving untuk masalah agrikultur dari sudut pandang rantai pasok

Tanggal 20 September 2022 dipenuhi dengan acara Field Trip ke desa-desa terdesignasi. Field Trip diadakan dengan tujuan agar para peserta, khususnya mahasiswa mampu mengetahui kemampuan agrikultur dari desa-desa yang ada di Trawas. Selain itu, diharapkan dengan melakukan observasi atas tempat kunjungan, para mahasiswa mampu membantu para petani untuk menyelesaikan masalah produksi hingga rantai pasok produk-produk agrikultur mereka.
Pada Desa Kesiman, mahasiswa dipertemukan oleh para pemegang kepentingan dari kelompok tani desa tersebut. Berdasarkan cerita yang mereka sampaikan, terdapat banyak sekali masalah yang harus dihadapi petani pada masa kini. Dua masalah terbesar yang mereka hadapi adalah pengadaan pupuk, dan informasi distribusi. Ketua kelompok tani Desa Kesiman mengatakan bahwa 3 dari 5 pupuk esensial untuk proses pertanian tidak disubsidi oleh pemerintah. Alhasil, petani harus merugi secara finansial yang cukup besar untuk mendorong produksi padi dan ubi jalar mereka. Lalu, Desa Kesiman juga rentan atas informasi pasar. Diketahui bahwa informasi aliran distribusi hasil pertanian mereka hanya berhenti sampai para tengkula. Maka dari itu, potensi pasar yang dapat digali oleh kelompok tani ini sangatlah sedikit.
Desa Setolapak juga menghadapi hal yang serupa. Sebagian besar produksi desa ini adalah padi. Namun, petani sepanjang tahun terus mengalami kerugian akibat rendahnya pasokan pupuk yang bersubsidi. Ditambah lagi dengan kelebihan stok pupuk organik akibat pembelian paket pupuk urea, terjadi inefisiensi manajemen sumber daya pupuk. Selain padi, Desa Setolapak juga unggul di produk buah alpukat. Hanya saja tingkat produktivitasnya belum mampu memenuhi permintaan besar dari luar daerah mereka.
Salah satu fungsi kunjungan ke desa-desa adalah membantu mereka menyelesaikan masalah agrikultur dari sudut pandang rantai pasok. Mahasiswa yang telah dibagikan kelompoknya diminta untuk bekerja sama membahas isu yang telah diceritakan di tiap desa. Mahasiswa dari UPI terpecah menjadi 3 dari 8 kelompok, yaitu kelompok 4, kelompok 5, dan kelompok 8.
Kelompok 4 dengan anggota Davin Arkan mengusung gagasan enabler dan farming contract bagi Desa Kesiman. Permasalahan yang dihadapi oleh Desa Kesiman mayoritas adalah elemen tidak terkendali seperti subsidi pupuk, aliran air, dan pengadaan bibit. Namun, permasalahan terkait informasi distribusi merupakan elemen yang terkendali. Melalui peran enabler (Agen distribusi, Kementerian Pertanian, dan Pemerintah), diharapkan aktor dan ukuran distribusi dapat ditentukan secara formal sehingga para petani mampu melacak jalur produksi mereka. Selain itu, terbentuknya rantai pasok yang konkrit ini akan mengantarkan petani pasar-pasar berpotensial kepada para petani. Kemudian, dengan farming contract, petani memiliki jaminan informasi dan keuangan yang stabil.
Pada pemasalahan yang ada terkait komoditas ubi cilembu di Desa Duyung, Kecamatan Trawas, Mojokerto, diambil suatu alternatif solusi dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) yaitu penggantian pihak distributor pupuk dan tengkulak menjadi Gudang yang nantinya akan dikelola oleh kelompok tani dari masyarakat desa tersebut, dimana Gudang yang diterapkan memiliki karakteristik tertentu yaitu sebagai Gudang barang jadi (hasil tani dan pupuk), penggunaan pallet 110 x 110 dan menggunakan tipe storage block-stacking.
Kelompok 8 dengan anggota Caesar Seta mengusung gagasan atas permasalahan permaianan harga jual padi oleh tengkulak di Desa Duyung dengan pengadaan fasilitas pengemasan steril padi untuk petani di Desa Duyung agar mereka dapat mengemas dan memasarkan sendiri hasil padi mereka serta dapat mengelola stok mereka sendiri dengan leluasa karena padi yang sudah dikemas dengan steril tersebut tahan disimpan hingga 20 tahun sehingga mereka dapat mengeluarkan stok padi mereka saat harga padi baik dan tidak terbelenggu oleh permainan harga tengkulak. Strategi dalam gagasan ini memperpanjang alur struktur rantai pasok padi di Desa Duyung yang sebelumnya hanya dari petani ke tengkulak saja (menjadi dari petani-proses pengolahan & pengemasan-distributor-pengecer-end customer).
Sesi presentasi ditutup dengan pengumuman peringkat kelompok. Mahasiswa UPI mendapatkan juara 6 oleh kelompok 5, juara 4 oleh kelompok 4, dan juara 3 oleh kelompok 8. Terakhir, acara hari kedua ditutup dengan sesi ronde dan angsle yang dilakukan sekaligus dengan sesi evaluasi oleh para dosen UPI atas presentasi yang dilakukan oleh mahasiswa

Kontak